Friday, December 21, 2012




Film semi Dokumenter tentang band Rock bebas Alkohol dan Narkotika yang banyak menginspirasi Fans mereka dari lirik-liriknya



Musik Rock di dunia atau bahkan di Indonesia identik dekat dengan Alkohol dan Narkotika. Lain halnya dengan band indie asal Yogyakarta bernama Captain Jack. Mengenai tema-tema yang diangkat, Captain Jack berada pada jalur “Perlawanan” yang menjadi cirinya melalui lirik-lirik pedas seputar pergolakan batin yang marah pada keadaan.

Captain Jack terbentuk tahun 1999 di Yogyakarta dari kumpulan 5 perantau asal Kalimantan.

Lirik-lirik bijaksana biasa terdengar di kalangan musik NON-ROCK. Sementara itu, banyak sekali terdengar musik dengan lirik-lirik yang tidak mendidik dan hal ini juga dialami oleh Rock Indonesia. Fenomena tersebut sangat berdampak negatif bagi para pendengarnya terutama fans-fans fanatik dari band-band tersebut. Karena apa yang dinyanyikan sang vokalis kemudian akan diulang dinyayikan bahkan dilakukan oleh para fansnya.

Pada akhir tahun 2009, saya sangat tertarik untuk membuat film dokumenter musik. Dan musik yang menurut saya menarik disimak liriknya di Indonesia adalah dari sudut pandang musik Rock. Setelah melalui riset panjang, akhirnya saya memutuskan memilih Captain Jack. Harapannya adalah memberikan gambaran secara audio visual kepada penikmat musik terutama rock, agar terinspirasi oleh lirik-liriknya yang bijaksana dan mendorong pandangan bahwa musik rock tidak selalu identik dengan alkohol dan narkotika.

Hal yang menarik dari band ini adalah kemampuan mereka mengumpulkan ribuan penonton dan mempunyai fans yang sangat loyal. Fans-Fans Fanatik Captain Jack, yang jumlahnya ribuan, mengaku sangat terinspirasi oleh lirik-liriknya. Meskipun bisa dikatakan tidak pernah muncul di TV, tidak seperti Slank atau Iwan Fals, tapi Captain Jack sanggup menghimpun massa ribuan orang, Fans-Fans Fanatik yang loyal dan mempunyai pengaruh yang sangat besar. Di tengah aksi panggungnya, ribuan orang mengenakan kaos bertuliskan Captain Jack dan tidak segan melambaikan bendera berlambang Captain Jack. Fans Captain Jack yang loyal tersebar di penjuru Jawa Tengah, Jawa Timur, Makassar, Kalimantan dan sebagian kecil Jakarta.

Sisi lain yang menarik menurut saya selaku Sutradara adalah bahwa seluruh personil Captain Jack bebas dari alkohol dan narkotika. Hal yang seringkali mereka orasikan kepada ribuan fansnya saat konser maupun roadshow ke kota-kota di luar Yogyakarta.

Film ini diawali dengan mengumpulkan footage-footage panggung mereka dari awal 2010 yang saya rekam sendiri dengan dibantu oleh sahabat saya, Pratista Wibowo dan Hafid Maarif (ISI Jogja). Pada awal 2011, saya mencoba menulis Naskah Dokumenter yang kemudian disempurnakan oleh Rintoko Larasati. Proses shooting dimulai 2011. Saat itu saya dan tim dibiayai oleh manajemen Captain Jack. Tak segan juga saya merogoh kantong untuk mendapat tiket pesawat/kereta Jakarta-Jogja. Saat itu saya sudah berdomisili di Jakarta. Semua kebutuhan equipment dan keperluan lain selalu dibantu oleh sahabat saya Nickolaus Juliantoro Renyaan.

Selama satu tahun saya mondar mandir Jakarta-Jogja untuk menunggu momen-momen Captain Jack. Seperti saat mereka manggung di Jogja atau kota2 terdekat dan meliput proses recording dan peliputan aktivitas Fans Base dari Captain Jack yang banyak tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.



Spoilerfor WeAreMonsters:

Spoilerfor WeAreMonsters:

Spoilerfor WeAreMonsters:

0 comments:

Post a Comment